twitter





TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Target 5A:
Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015.


Data tersedia yang terdekat dengan tahun 1990 berasal dari tahun 1995. Berdasarkan data data tersebut, target yang harus dicapai adalah 97. Melihat kecenderungan saat ini, Indonesia tidak akan mencapai target.
Indikator kedua yaitu proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, saat ini menunjukkan angka 73%.


Target 5B:

Mencapai dan menyediakan akses kesehatan reproduksi untuk semua pada 2015.


Penggunaan kontrasepsi oleh wanita usia 15-49 tahun meningkat menjadi 61.0%. Perawatan antenatal juga mengalami peningkatan. Akan tetapi, dengan keterbatasan data, sulit untuk mengukur sejauh mana pencapaian target akses untuk kesehatan reproduksi.

Faktanya…
Setiap tahun,sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi persalinan.

Mengapa mereka meninggal?
Biasanya akibat kondisi darurat,adanya perdarahan dan kelahiran yang sulit,serta komplikasi yang menyertai kehamilan.
Sekitar 60% persalinan di Indonesia berlangsung di rumah. Nah,dalam kasus seperti ini para ibu butuh tenaga persalinan terlatih.pada tahun 2007, proporsi persalinan yang dibantu oleh tenaga persalinan terlatih baik staf rumah sakit, pusat kesehatan ataupun bidan desa telah mencapai 73%.
Tetapi, angka ini sangat bervariasi di seluruh Indonesia,mulai dari 39% di Gorontalo hingga 98% di Jakarta.

Dan yang perlu digarisbawahi yaitu perempuan manapun dapat mengalami komplikasi kehamilan,kaya maupun miskin,di perkotaan atau pedesaan,tidak peduli apakah sehat ataupun cukup gizi.

Jadi, akar masalah mengapa target ini sulit tercapai apa?

Apakah kita kekurangan tenaga bidan desa?
Mungkin tidak. Pemerintah telah melatih banyak bidan desa dan mengirimnya ke seluruh penjuru Indonesia. Namun,kurang diprioritaskan oleh pemerintah. Sebab, mereka tidak memperkerjakannya setelah berakhirnya kontrak dengan depkes.

Masalah utamanya..
Jika disuruh memilih,banyak keluarga miskin yang memilih tenaga persalinan tradisional.

Mengapa?
Karena berbagai alasan. Lebih murah dan dapat dibayar dengan beras atau barang-barang lain. Selain itu, keluarga juga lebih nyaman dengan seseorang yang mereka kenal dan percaya.

Jadi posisi kita sebagai mahasiswa kedokteran?
Tetap care dengan program ini. Terbatas dengan berhasil atau tidaknya target ini dicapai pada tahun 2015 yang perlu kita pentingkan adalah ikut memberi peran serta pada pencapaian target ini.
Mengapa???
karena dari rahim seorang ibulah lahir generasi – generasi cerdas yang akan membawa kita pada perubahan perbaikan.
Peristiwa besar ini ada di tangan kita,peran kita,untuk kesehatan ibu Indonesia yang lebih baik.

TETAP SEMANGAT JADI MAHASISWA CERDAS!!


Oke,di sini kita akan fokus pada point 4,5,6 MDG yang menjadi ranah kita sebagai mahasiwa kedokteran.

Point 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Target : Menurunkan Angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara 1990 dan 2015

Indikator : Angka kematian anak (1-5 tahun)
Angka kematian bayi
Proporsi anak umur 1 tahun yang diimunisasi campak/cacar air
Faktanya : dari 1000 kelahiran, 40 balita akan meninggal sebelum mencapai usia tahun.Angka yg dikenal sebagai AKB (angka kematian balita) Indonesia merupakan angka tertinggi se-ASEAN.

Tetapi,apabila dibandingkan dengan AKB pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai penurunan jumlah yang signifikan. Tugas kita sekarang adalah meyakinkan anak-anak Indonesia memperoleh haknya sebagaimana UU no.23 tentang perlindungan anak.

Ini tantangannya…

Sebab kematian pada anak.
Tiga penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare.


Kesehatan neonatal dan maternal.
Masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; serta perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin
Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi daripada golongan terkaya sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup.

Penerapan desentralisasi kesehatan
Selain perlunya intervensi yang cost-effective, kerjasama lintas
sektor bagi upaya penanggulangan kemiskinan akan sangat berperan dalam peningkatan
derajat kesehatan ibu dan anak secara umum.


Kebijakan
Jaring Pengaman Sosialdan Program Kompensasi Pengurangan Susbsidi Bahan Bahan Minyak, yaitu dengan:
memberikan akses pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin meliputi pelayanan
kesehatan dasar,
pelayanan kebidanan dasar,
pelayanan perbaikan gizi,
revitalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu),
pemberantasan penyakit menular
revitalisasi kewaspadaan pangan dan gizi.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagaimana diprediksikan banyak kalangan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Agus Martowardojo sebagai Menteri Keuangan. Ia menggantikan Sri Mulyani Indrawadi yang mengajukan pengunduran diri tanggal 5 Mei lalu.

Sebagai nakhoda Kementrian Keuangan, Direktur Utama Bank Mandiri ini tak sendirian.Ia akan didampingi Anny Ratnawati, sebagai wakil menteri keuangan. Any sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan. Duet ini akan dilantik Kamis sore di Istana Negara

Pengumuman Agus sebagai Menteri Keuangan yang baru disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhyono, didampingi Wakil Presiden Budiono di kediaman pribadi Presiden, Cikeas Bogor, Rabu malam. Menjelang pengumuman muncul sejumlah nama yang masuk dalam bursa menteri keuangan, antara lain Darmin Nasution, Anggito Abimanyu, Armida Alisjahbana, Ani Ratnawati, Agus Martowardojo

Agus sebelumnya sempat dicalonkan sebagai calon Gubernur Bank Indonesia bersama dengan Raden Pardede. Usul pencalonan Agus dan Raden Pardede disampaikan Presiden melalui surat kepada pimpinan DPR RI 15 Februari 2008. Namun usulan presiden ditolak oleh DPR. Hingga saat ini Bank Indonesia belum memiliki pengganti Burhanuddin Abdullah yang mengakhiri jabatan 17 Mei 2008.

Penunjukan menteri keuangan baru dilakukan menyusul mundurnya Sri Mulyani Indrawati dari posisi Menkeu tanggal 5 Mei 2010. Sri mundur karena menerima tawaran dari Bank Dunia sebagai Managing Director mulai 1 Juni 2010. Ia akan menggantikan Juan Jose Daboub. Daboub, mantan Menteri Keuangan El Salvador, yang akan berakhir jabatannya pada 30 Juni 2010.


source : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/05/19/116321-duet-agusanny-pimpin-kemenku


Kebangkitan Nasional dan Guratan Mahasiswa Kedokteran

Berbicara tentang hari kebangkitan nasional tentu saja mengingatkan kita pada romantisme sejarah pergerakan mahasiswa dan perjalanan sejarah bangsanya. Dinamis. Bergerak aktif. Tak bisa dipungkiri, bahwa penggores peradaban Indonesia adalah mahasiswa.masih fresh dalam ingatan kita akan tantangan masa lalu yang dialami bangsa Indonesia sebelum meraih kemerdekaan. Penjajahan,penindasan,keterpurukan,dan segala tantangan lainnya. Dan kemudian tantangan itu mulai terjawab oleh sinar kebangkitan dalam gerakan mahasiswa yang terangkum pada berbagai peristiwa, kebangkitan pemuda, sumpah pemuda,pendirian partai di Indonesia,penggabungan diri dalam PETA,peristiwa rengasdengklok,peristiwa malari,peristiwa reformasi 1998 dan masih banyak lagi. Dan sadarkah kawan, peristiwa itu terangkum dalam sebuah kata bernama sejarah yang di dalamnya terdapat keterlibatan mahasiswa kedokteran sebagai icon sejarah itu..lupakah kita pada Soetomo dkk yang menginisiasi energi kebangkitan dalam menjawab tantangan bangsa. bahkan keajaiban sejarah pun berbicara, bahwa di saat pemuda lain terlambat bergerak, MAHASISWA KEDOKTERAN lah yang memancarkan energi kebangkitan itu!!

Kebangkitan nasional bukan berarti kita terpana pada guratan peradaban yang telah dilukiskan pemuda. Bukan juga dengan decak kagum pada peran mahasiswa kedokteran zaman dahulu yang istimewa. Lebih dari itu semua,kawan! Yang perlu kita tangkap dari moment ini adalah energi kebangkitan yang diwariskan pemuda zaman dahulu,semangat kebangkitan yang dilukiskan mahasiswa kedokteran. Kita,MAHASISWA adalah PELUKIS PERADABAN!!!

Menjadi mahasiswa kedokteran tidak cukup dengan belajar yang baik,mengerjakan LI yang benar,atau menjadi mahasiswa berIP 4. Apakah para pejuang dahulu adalah orang-orang yang cerdas?ya,tentu saja. tapi cerdasnya mereka bukan diam secara intelektual. Implementasi dari kecerdasan dan pengorbanan mereka akan waktu, harta benda,tenaga,pikiran,bahkan kepentingan pribadi untuk membayar kemerdekaan Indonesia. Kawan, memang tak bisa dipungkiri beban akademik kita berat,waktu kita tersita untuk belajar. Tapi,bukan berarti kita hanya diam. Indonesia,negeri dimana tanahnya kita pijaki dan udaranya kita hirup setiap hari membutuhkan peran kita,kawan!PERAN MAHASISWA KEDOKTERAN.

Peran mahasiswa bukan sebatas aksi demonstrasi tanpa dasar terhadap kebijakan publik yang sering kita lihat saat ini. TIDAK!karena kita mahasiswa kedokteran adalah pemuda intelektual. Peran kita adalah bangkit sebagai pemuda seutuhnya, merasuki peran terdalam mahasiswa kedokteran pada negeri ini, AGENT OF HEALTH!kita adalah orang-orang yang akan menentukan nasib kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan. Menjadi pengabdi rakyat masa depan. Bangkitlah menjadi sosok yang memiliki kepekaan dan kepedulian. Tuangkan gagasan dalam perubahan,karena kita adalah AGENT OF CHANGE. Terus menjadi manusia pembelajar seutuhnya dan menjadi insiator perubahan masyarakatnya,karena kita juga AGENT OF DEVELOPMENT. Pekalah pada isu dan program kesehatan yang diusung pemerintah karena kita adalah CONTROLLER. Kalau bukan kita,siapa lagi,kawan?implementasikanlah ilmu yang kita dapat untuk kebermanfaatan rakyat secara luas. Tapi, jangan juga mengotakkan diri pada sebuah kata ‘mahasiswa kedokteran’karena kita juga adalah PEMUDA INDONESIA yang diberi ruang seluas-luasnya untuk kemajuan bangsa ini. Memang,semua tak mudah,kawan!semua butuh proses. Dan proses itu dimulai dari niat dan semangat kita,mari kita pupuk semangat kebangkitan dalam diri kita. Bukan pada moment kebangkitan nasional saja, tapi mulai saat ini,sekarang juga,detik ini juga. Karena negeri kita, Indonesia telah lelah menunggu…


MDG-Millenium Development Goal

Masih mengerutkan kening mendengar kata”MDG?atau bahkan belum pernah mendengar isu MDG sama sekali?hati-hatilah kawan!jangan sampai kesibukan membuat LI,case review atau semacamnya membuat kita lupa akan sisi lain tanggung jawab kita sebagai mahasiswa kedokteran yang perannya sangat diperlukan dalam kemajuan kesehatan Indonesia..

Oke,back to the topic..sebelum melangkah masuk lebih dalam pada MDG,
coba RENUNGKAN..apa kebutuhan primer manusia yang tak dapat dielakkan untuk dipenuhi??

SANDANG dan PANGAN yang berkecukupan,KESEHATAN,PENDIDIKAN!!!

Yup,itulah yang mendasari perkumpulan para pemimpin dunia pada 6-8 September 2000 di New York untuk mengumumkan “DEKLARASI MILENIUM” (UN Millenium Summit)sebagai tekad untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Pertemuan ini diikuti oleh 189 negara termasuk Indonesia.

Lalu,sebenarnya MDG itu apa???
MDGs merupakan delapan tujuan yang spesifik dan quantitative, serta pencapaiannya secara global musti dilakukan pada 2015. Delapan tujuan itu dirumuskan pada pertemuan tadi, dalam target spesifik dan terukut. Delapan tujuan itu antara lain :
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV,Aids,Malaria serta penyakit lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan
8. Promote global partenership for development


Lalu bagaimana pelaksanaannya di Indonesia?
Sebagai negara yang masuk dalam keanggotaan PBB,tentu saja Indonesia wajib melakukan peranan dalam MDG. Untuk mengetahui status pencapaian MDG Indonesia dan mempercepat pencapaian MDGs di Indonesia, Pemerintah dan UNDP bekerja sama membentuk Program TARGET MDGs. Hal ini dilakukan dengan melakukan penelitian, penguatan kapasitas melalui lokakarya dan formu, advokasi dan dukungan pada program dan strategi penanggulangan kemiskinan pemerintah.


Lalu,kaitannya dengan kita sebagai Mahasiswa Kedokteran APA??

Tentu saja sangat berkait,kawan!yang kita perlukan bukan hanya sekedar tau,tapi juga sadar dan care terhadap peran implementasi MDG di Indonesia,jangan lupa, peran mahasiswa juga CONTROLLER,PENGAWAL pemerintahan. Terkait dengan isu kesehatan,siapa lagi yang akan mengawal program pemerintah selain kita,MAHASISWA KEDOKTERAN??


*Masih penasaran dengan MDG?gimana pelaksanaannya di Indonesia?sadarkah kita kalau anggaran kesehatan di Indonesia ternyata sangaaaaatt sedikit dari yang seharusnya???bagaimana data dan fakta berbicara tentang fokus point MDG?


Oke,tunggu notes berikutnya..n.n