twitter


LATAR BELAKANG PENGKAJIAN ISU

Harga minyak dunia yang naik yang saat ini rata-ratanya telah lebih dari US$ 100/barel, pemerintah Indonesia mengajukan wacana untuk menaikkan harga BBM. Hal ini terjadi karena subsidi BBM yang membebani keuangan negara berdasarkan kenaikan APBN 200% dari 2010 ke 2011 (Realisasi APBN 2010 dan perkiraan realisasi APBN 2011). Namun kenaikan tersebut akan memicu inflasi sebesar 0,47% -1,02%.

Opsi yang diberikan pemerintah (menurut detik finance), yaitu:
1) Harga naik Rp 500, dinilai paling efektif jika dilakukan pada waktu yang sesuai
.

2) Pemindahan dari premium ke pertamax, harga pertamax dipatok Rp 8.000.

3) Pembatasan pengguna premium hanya untuk angkutan umum dan motor.

Kenaikan harga telah dipertimbangkan dengan kalkulasi :

1. Jika naik Rp500, maka negara dapat menghemat sekitar 19T.

2. Jika naik Rp1000, maka negara dapat menghemat sekitar 38,3T.

3. Jika naik Rp1500, maka negara dapat menghemat sekitar 57T.

Penghematan negara ini dapat dialokasikan untuk hal lain, seperti dialihkan ke bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

PERMASALAHAN

1) Masalah apa saja yang akan timbul bila harga BBM naik?

2) Opsi apa saja yang bisa diambil untuk menanggapi wacana kenaikan harga ini?

3) Jika benar naik, berapa kenaikan yang sesuai?

4) Jika benar naik, apa saja efek yang bisa diminimalisasi?

TINDAKAN YANG DIAMBIL

Mendukung kenaikan BBM sebesar Rp1000-Rp1500. Tindakan ini diambil karena pada tahun 2008 lalu sudah pernah terjadi kenaikan sampai Rp 6000 dan dinilai kenaikan tersebut masih bisa ditolerir masyarakat. Pemerintah pun menilai dampak psikologis terhadap kenaikan BBM ini hanya akan berlangsung 3 bulan.

Adapun, pemerintah akan mengantisipasi efek domino dan penolakan dari masyarakat dengan empat cara. Salah satunya, dengan pembrian BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat), meski hal ini menuai banyak protes dan sikap tidak setuju dari pihak oposisi ataupun pemerintah daerah. Mengingat BLT yang diusung oleh pemerintahan SBY masih belum tepat sasaran dan dinilai tidak cocok untuk negara berkembang, tentu pemberian BLSM ini perlu dikaji lagi. Selain itu, hal ini dapat memicu sikap malas warga Indonesia.

Memang, persoalan akan diperumit dengan naiknya harga sembako yang akan semakin mempersulit kehidupan masyarakt miskin sehingga kenaikan angka kemiskinan akan bertambah jumlahnya. Hal inilah yang perlu dikaji lagi oleh pemerintah, yaitu bagaimana kehidupan rakyat miskin jika harga BBM akan naik. Tentunya, pemerintah harus memberikan kompensasi terhadap kenaikan ini.

Adapun, pemerintah akan mengantisipasi efek domino dan penolakan dari masyarakat dengan empat cara. Salah satunya, dengan pembrian BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat), meski hal ini menuai banyak protes dan sikap tidak setuju dari pihak oposisi ataupun pemerintah daerah. Mengingat BLT yang diusung oleh pemerintahan SBY masih belum tepat sasaran dan dinilai tidak cocok untuk negara berkembang dan dapat menimbulkan sikap malas warga Indonesia, tentu pemberian BLSM ini perlu dikaji lagi

SARAN, KRITIK DAN SOLUSI

1) Pemerintah memberikan transparansi kepada masyarakat mekanisma naiknya harga.

2) Mengendalikan efek domino agar kenaikan harga tidak memberatkan masyrakat. (belum tau solusinya).

3) Kenaikan harga listrik jangan pada tahun yang sama dengan naiknya harga BBM.

4) Selama ini BBM bersubsidi dinilai tidak tepat sasaran karena ternayata jumlah penggunan masyarakat mampu pengguna BBM bersubsidi sebesar 77%. Adapun solusi yang ditawarkan adalah pembangunan SPBU khusus untuk premium atau dapat dikatakan pemisahan SPBU yang menjual premium dengan pertamax yang itu memang hanya ditujukan untuk kendaraan umum dan sepeda motor. Dengan begitu regulasinya bisa lebih mudah karena lebih terlihat “siapa saja yang masuk ke SPBU itu berarti membeli premium yang seharusnya hanya untu kendaraan tertentu”.

KETERANGAN TAMBAHAN

Berita selengkapnya bisa dibaca di:

http://finance.detik.com/read/2011/03/09/133657/1587769/4/opsi-bbm-naik-paling-mudah-tapi-inflasi-tinggi

slide presentasi : KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI oleh Dr.-Ing. Evita H. Legowo (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi)


LATAR BELAKANG PENGKAJIAN ISU

Harga minyak dunia yang naik yang saat ini rata-ratanya telah lebih dari US$ 100/barel, pemerintah Indonesia mengajukan wacana untuk menaikkan harga BBM. Hal ini terjadi karena subsidi BBM yang membebani keuangan negara berdasarkan kenaikan APBN 200% dari 2010 ke 2011 (Realisasi APBN 2010 dan perkiraan realisasi APBN 2011). Namun kenaikan tersebut akan memicu inflasi sebesar 0,47% -1,02%.

Opsi yang diberikan pemerintah (menurut detik finance), yaitu:
1) Harga naik Rp 500, dinilai paling efektif jika dilakukan pada waktu yang sesuai
.

2) Pemindahan dari premium ke pertamax, harga pertamax dipatok Rp 8.000.

3) Pembatasan pengguna premium hanya untuk angkutan umum dan motor.

Kenaikan harga telah dipertimbangkan dengan kalkulasi :

1. Jika naik Rp500, maka negara dapat menghemat sekitar 19T.

2. Jika naik Rp1000, maka negara dapat menghemat sekitar 38,3T.

3. Jika naik Rp1500, maka negara dapat menghemat sekitar 57T.

Penghematan negara ini dapat dialokasikan untuk hal lain, seperti dialihkan ke bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

PERMASALAHAN

1) Masalah apa saja yang akan timbul bila harga BBM naik?

2) Opsi apa saja yang bisa diambil untuk menanggapi wacana kenaikan harga ini?

3) Jika benar naik, berapa kenaikan yang sesuai?

4) Jika benar naik, apa saja efek yang bisa diminimalisasi?

TINDAKAN YANG DIAMBIL

Mendukung kenaikan BBM sebesar Rp1000-Rp1500. Tindakan ini diambil karena pada tahun 2008 lalu sudah pernah terjadi kenaikan sampai Rp 6000 dan dinilai kenaikan tersebut masih bisa ditolerir masyarakat. Pemerintah pun menilai dampak psikologis terhadap kenaikan BBM ini hanya akan berlangsung 3 bulan.

Adapun, pemerintah akan mengantisipasi efek domino dan penolakan dari masyarakat dengan empat cara. Salah satunya, dengan pembrian BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat), meski hal ini menuai banyak protes dan sikap tidak setuju dari pihak oposisi ataupun pemerintah daerah. Mengingat BLT yang diusung oleh pemerintahan SBY masih belum tepat sasaran dan dinilai tidak cocok untuk negara berkembang, tentu pemberian BLSM ini perlu dikaji lagi. Selain itu, hal ini dapat memicu sikap malas warga Indonesia.

Memang, persoalan akan diperumit dengan naiknya harga sembako yang akan semakin mempersulit kehidupan masyarakt miskin sehingga kenaikan angka kemiskinan akan bertambah jumlahnya. Hal inilah yang perlu dikaji lagi oleh pemerintah, yaitu bagaimana kehidupan rakyat miskin jika harga BBM akan naik. Tentunya, pemerintah harus memberikan kompensasi terhadap kenaikan ini.

Adapun, pemerintah akan mengantisipasi efek domino dan penolakan dari masyarakat dengan empat cara. Salah satunya, dengan pembrian BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat), meski hal ini menuai banyak protes dan sikap tidak setuju dari pihak oposisi ataupun pemerintah daerah. Mengingat BLT yang diusung oleh pemerintahan SBY masih belum tepat sasaran dan dinilai tidak cocok untuk negara berkembang dan dapat menimbulkan sikap malas warga Indonesia, tentu pemberian BLSM ini perlu dikaji lagi

SARAN, KRITIK DAN SOLUSI

1) Pemerintah memberikan transparansi kepada masyarakat mekanisma naiknya harga.

2) Mengendalikan efek domino agar kenaikan harga tidak memberatkan masyrakat. (belum tau solusinya).

3) Kenaikan harga listrik jangan pada tahun yang sama dengan naiknya harga BBM.

4) Selama ini BBM bersubsidi dinilai tidak tepat sasaran karena ternayata jumlah penggunan masyarakat mampu pengguna BBM bersubsidi sebesar 77%. Adapun solusi yang ditawarkan adalah pembangunan SPBU khusus untuk premium atau dapat dikatakan pemisahan SPBU yang menjual premium dengan pertamax yang itu memang hanya ditujukan untuk kendaraan umum dan sepeda motor. Dengan begitu regulasinya bisa lebih mudah karena lebih terlihat “siapa saja yang masuk ke SPBU itu berarti membeli premium yang seharusnya hanya untu kendaraan tertentu”.

KETERANGAN TAMBAHAN

Berita selengkapnya bisa dibaca di:

http://finance.detik.com/read/2011/03/09/133657/1587769/4/opsi-bbm-naik-paling-mudah-tapi-inflasi-tinggi

slide presentasi : KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI oleh Dr.-Ing. Evita H. Legowo (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi)